Entri yang Diunggulkan

alasan mencintai

*Aku bisa jadi diriku sendiri kalau aku sama kamu *senang hanya berdua *Karena kamu bikin aku senang, senang, senang, senang yang ga pernah ...

Jumat, 27 April 2012

Metodologi Penelitian Kualitatif

Metodologi Penelitian Kualitatif : Studi Kasus (Case Study) A. Definisi Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, peristiwa, aktivitas, dan sebagainya. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip. Setiap analisis kasus mengandung data baerdasarkan wawancara, data berdasarkan pengamatan data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain berdasarkan kasus tersebut. Kusus menganai individu, datanya dapat mencakup catatan klinis, data statistik mengenai orang yang bersangkutan, informasi mengenai latar belakangnya, profil riwayat hidupnya, dan catatan hariannya. Frey Etal mengemukakan bahwa pendekatan studi kasus menydiakan peluang untuk menerapakan prinsip umum terhadap situasi spesifik atau contoh – contoh yang disebut kasus. Seperti contoh isu-isu penting, yang sering diwujudkan dalam pertanyan - pertanyaan. Dengan menjawab pertanyaan - pertanyaan, analisis studi kasus menunjukkan kombinasi pandangan, pengetahuandan kreatifitas dalam mengidentifikasi dan membahas isu - isu relevan dalam kasus yang di analisisnya. Dalam menganalisis isu isu ini dari sudut pandang teori dan riset yang relevan, dan dalam merancang strategi yang realistik dan layak untuk mengatasi situasi problematik yang teridentifikasi dalam kasus. Dalam studi kasus, metode terpenting tetap saja bersifat kualitatif, misalnya pengamatan dan wawancara yang dlakukan. Meskipun terkadang menggunakan data statistik, dat a - data tersebut bisa digunakan tidak lebih sebagai pelangkap, jadi data tersebut lebih bersifat deskriftif yang lazim kita gunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian objektif-kuantitatif. Terdapat contoh masalah yang dapat bersifat kuantitatif, misalnya; anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. B. Karakteristik Penelitian Studi Kasus Dari pembahasan tentang pengertian penelitian studi kasus, dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai bentuk data kualitatif. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa, karakteristiuk penelitian studi kasus pada umumnya sama dengan karakteristik penelitian kualitatif pada umumnya. Karakteristik penelitian kualitatif dilandasi oleh tujuan utamanya yaitu untuk menggali substansi mendasar di balik fakta yang terjadi di dunia. Secara khusus, penelitian studi kasus memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan jenis penelitian kualitatif yang lain. Kekhususan penelitian studi kasus adalah pada cara pandang penelitinya terhadap obyek yang diteliti. Dari cara pandang yang berbeda ini, menimbulkan kebutuhan metode penelitian yang khusus, yang berbeda dengan jenis penelitian kualitatif yang lain. 1. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus. Keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek penelitiannya sebagai kasus. Penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan metode penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau target penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai kasus di dalam penelitiannya. Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu. Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk. Maksud penelitian studi kasus adalah untuk menjelaskan dan mengungkapkan kasus secara keseluruhan dan komprehensif. Dengan demikian, kasus dapat didefinisikan secara praktis sebagai suatu fenomena yang harus diteliti dan diinterpretasikan sebagai satu kesatuan yang utuh dan komprehensif pada setiap informasi yang terdapat di dalamnya. 2. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded system (sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut. Obyek penelitian yang berkebalikan dengan kasus sebagai fenomena kontemporer adalah obyek yang bersifat telah ada atau berlangsung sangat lama, sehingga sering dipandang telah menjadi suatu budaya atau tradisi. Obyek yang demikian diteliti dengan menggunakan strategi atau metoda penelitian kualitatif yang lain, seperti grounded theory, phenomenologi, biografi atau ethnografi. Seringkali, penelitian tentang obyek yang telah tua tersebut bertujuan untuk menggali nilai-nilai kehidupan yang berada dibalik kehidupan masyarakat. 3. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya Seperti halnya pendekatan penelitian kualitatif pada umumnya, pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan pendekatan penelitian naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus menggunakan salah satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Jadi, penelitian studi kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok yang sebenarnya. 4. Menggunakan berbagai sumber data Seperti halnya strategi dan metoda penelitian kualitatif yang lain, penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Seperti telah dijelaskan di dalam bagian karakteristik penelitian kualitatif di depan, pengggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai validitas dan realibilitas penelitian. Dengan adanya berbagai sumber data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya dengan mengecek saling-silangkan antar data yang diperoleh. 5. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda dibandingkan dengan strategi atau metode penelitian studi kasus yang lain adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan - pengetahuan baru. Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian depan, teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagian ini, teori dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis. Pada bagian tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi temuan-temuan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang. Sedangkan pada bagian belakang, teori dipergunakan untuk menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang. Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari kasus yang alamiah seperti apa adanya tersebut. C. Langkah - langkah Pokok Penelitian Studi Kasus 1. Pemilihan kasus Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan memilih objek orang, lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber - sumber yang tersedia. 2. Pengumpulan Data Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak. 3. Analisis Data Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses penyimpulani hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan. 4. Perbaikan Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada. 5. Penulisan Laporan Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok. D. Contoh Penelitian Studi Kasus Sebagaimana diterngkan diatas, bahwa penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah, dimana kasus yang dipelajari berupa individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, peristiwa, aktivitas, dan sebagainya. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Metode studi kasus ini sudah banyak diterapkan dalam sosiologi, psikologi, dan ilmu pendidikan. Dalam pembahasan kali ini, kelompok kami akan memberikan contoh singkat penelitian studi kasus dengan obyek individu yang menyinggung ranah sosial-psikologis. Dalam film Taare Zamen (India), diceritakan pola hidup seorang anak yang terkena penyakit dyslexia. Anak dyslexia memang memiliki masalah dalam daya tangkap dan daya pikirnya. Di pandangan umum, anak semacam ini dianggap tidak memiliki kelebihan apa-apa hanya karena satu kekurangannya tersebut. Anak tersebut juga merasa sangat kecil di mata masyarakat, karena perlakuan dan anggapan mereka terhadapnya. Jadi, si anak pun akan melakukan apa saja yang bisa menyenangkan hatinya, termasuk berbuat suatu hal yang dianggap tidak baik, katakanlah nakal misalnya. Peran studi kasus dalam hal ini sangatlah penting, sebagaimana dicontohkan upaya sang guru dalam mengamati prilaku si anak, kesenangan, bakat, bahkan sampai hal yang sangat dibencinya. Dengan demikian sang guru dapat mengetahui secara holistis mengenai si anak. Dan tindak lanjutnya, sang guru pun tidak segan diam melihat salah satu muridnya jika akan selalu merasa dan menjadi orang yang selalu dikucilkan oleh orang lain. Dan hasil akhirnya dari penelitian studi kasus, tidak hanya dapat membuktikan suatu hipotesis, tapi juga dapat memberikan solusi dari suatu masalah yang terjadi. Daftar Rujukan: Mulyana, Deddy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Vredenberg, Jacob. 1978. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. http://aflahchintya23.wordpress.com/2008/02/23/metode-penelitian-studi-kasus/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar